Latar Belakang Spotify
Spotify merupakan adalah layanan streaming music asal Swedia yang dirilis pada tahun 2008. Layanan Spotify menyediakan lagu-lagu yang berasal dari label-label rekaman dunia, seperti Sony, EMI, Warner Music, dan Universal. Saat ini, Spotify tersedia dalam berbagai platform mobile seperti IOS, Android, Blackberry,Windows.
Data statistik Spotify per September 2016 adalah:
No | Fact | Number |
1 | Paid subscriber | 40 million users |
2 | Active user | 100 million users |
3 | Revenue | $5 billion |
4 | Songs | 30 million |
5 | Playlist | 2 million |
6 | Countries | Over 60 markets (include Indonesia) |
Total subscriber berbayar Spotify tiap tahunnya terus meningkat seperti yang ditampilkan pada grafik berikut:
Kompetitor Spotify (khususnya di Indonesia) saat ini antara lain Apple Music dan Joox.
Faktor | Spotify | Apple Music | Joox |
Versi gratis | v | x | V |
Family plan | v | v | X |
Lirik lagu | v | V (beta) | X |
Platform | Web, OSX, Windows, Linux, BB, PS, IOS, Android, Windows Phone | OS X, Windows, IOS, Android | Web, Windows, IOS, Android, Windows Phone |
Pricing | Rp 49.900/bulan
Rp 149.900 / 3 bulan Rp 299.000/ 6 bulan Rp 599.000/ 1 tahun |
Rp 69.000 / bulan (perorangan)
Rp 129.000 / bulan (family sharing) |
Rp 20.000/minggu
Rp 55.000 /bulan Rp 165.000 / 3 bulan Rp 303.000/ 6 bulan Rp 547.000 / 1 tahun |
Kampanye OOH (Out of Home) Global Spotify dengan Data Driven
Di penghujung tahun 2016, Spotify merilis kampanye OOH terbesar di 14 negara yang menjadi market-nya. Kampanye ini menggunakan data driven sebagai kontennya. Dengan data driven tersebut, Spotify mengusung tema perpisahan bersama 2016, dengan judul “Thanks 2016, it’s been weird.”.
OOH yang ditampilkan sangat unik, lucu, faktual dari data itu sendiri. Kampanye ini dirilis mulai di US, UK, Perancis, dan German (28 November 2016). Dan selanjutnya menyusul di Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Denmark, Indonesia, Mexico, New Zealand, Filipina, dan Swedia.
CMO Spotify, Seth Farbman, menyatakan bahwa kretifitas mengenai kampanye yang menggunakan data driven ini berasal dari kampanye pada akhir tahun lalu yang bertajuk “year in music”. Berangkat dari sana, ternyata terdapat insight data dari para listener pada area geografik yang berbeda. Hal tersebut mendorong ide untuk merefleksikan suatu culture melalui listener behavior. Data menginspirasi dan membrikan insight akan perasaan listener yang diekspresikan lewat musik.
Spotify memilih placement OOHnya yang dipenuhi oleh mayoritas kaum urban. Spotify menggunakan desain yang simple dan warna yang menyala dan bold untuk menarik perhatian. Berikut adalah contoh OOH yang sudah dirilis di empat negara (US, UK, Perancis, dan Jerman) pada 28 November 2016 kemarin: